Tantangan Teen-lit: Pelindung Bumi?
Tantangan Teen-lit: Pelindung Bumi ? “Kamu adalah orang yang terpilih sebagai Pelindung Bumi. Sekarang, bangun dan terima takdirmu!” Alvian Cahyadi tertegun menyaksikan seekor burung berbulu merah bertengger di jendela kamarnya, kemudian mengucapkan kalimat barusan. Dia mengucek mata beberapa kali, mengorek telinga, kemudian mencubit pipinya. Sekedar memastikan kalau dia sudah benar-benar bangun, bukan sedang bermimpi. “Aku masih mimpi ya? Masa sih ada burung bisa bicara?” Alvian bergumam sendiri sembari berbaring, kemudian menarik kembali selimutnya. “Selamat tidur.” “HEI!” Si burung merah berseru protes, kemudian meloncat ke atas tubuh Alvian. “Ini bukan mimpi, dan aku serius! Hei! BANGUN!” “Berisik ah! Ini kan cuma mimpi,” gerutu Alvian dari balik selimutnya. “Sudah deh, pergi sana! Aku mau tidur.” Mendengar ucapan Alvian, si burung merah tiba-tiba saja mematuk tubuh pemuda itu dengan paruhny