Mystic Circle

Hyaah.....setelah hiatus cukup lama dan menelantarkan blog ini, akhirnya saya memutuskan untuk kembali dan memberanikan diri posting novel yang sudah saia buat. Rencananya novel ini akan saia publish, sayang belum ada penerbit yang menerima >_<

Jadi....silahkan menikmati karya saia

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MYSTIC CIRCLE

1st Arc:
Gadis Yang Dirasuki Dewa (Part 1)

[Yogyakarta, 14 Maret 2010]

Indra Pratama, seorang pemuda berumur 17 tahun berjalan dengan perasaan resah. Hari ini dia akan melakukan sesuatu yang akan mengubah hidupnya. Pemuda berambut hitam dengan gaya harajuku itu berjalan mondar-mandir di dalam ruang kelasnya yang sudah kosong.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan sebagian besar siswa SMA Harapan sudah pulang sekolah. Hanya siswa yang memiliki kegiatan ekstra kulikuler saja yang biasanya masih berada di sekolah pada jam itu. Tapi Indra tidak mengikuti kegiatan ekstra kulikuler apapun. Bukannya dia tipe orang yang malas bersosialisasi dengan orang lain, tapi karena ada hal lain yang membuatnya hampir tidak ada waktu untuk bergabung dalam organisasi apapun.

“Ugh.....rasanya tegang sekali.”

Indra bergumam sendiri sambil berjalan ke arah jendela. Dia memadang ke arah sekelompok siswa yang sedang sibuk berlatih. Mereka adalah siswa dari klub sepak bola. Indra memandang sejenak teman-temannya yang tampak menikmati latihan mereka. Dia sebenarnya ingin bergabung. Tapi ada satu alasan bagus yang membuatnya tidak bisa terlalu banyak bersosialisasi dengan orang lain.

Indra bukan manusia.

Pemuda itu adalah seorang vampir. 

Lebih tepatnya, setengah vampir. Tapi dia bukan seperti vampir yang digambarkan dalam cerita-cerita fiksi. Dia sama sekali tidak takut dengan salib, tidak bisa berubah menjadi kelelawar atau kabut, tidak takut bawang putih, tidak takut air suci, dan tidak akan terbakar jika terkena sinar matahari. Walaupun memang vampir tidak suka berjalan di bawah sinar matahari, bukan karena mereka takut, tapi karena mata mereka terlalu sensitif dengan cahaya. Sehingga sinar matahari nyaris membutakan mata seorang vampir. Untungnya sebagai setengah vampir, cahaya matahari tidak banyak mempengaruhi matanya.

Indra mengamati bayangan dirinya yang terpantul di kaca jendela. Dia mendesah ketika melihat matanya sendiri yang berwarna merah dan memiliki pupil sempit seperti kucing. Dia lalu mendesah.

“Haah....kalau saja Yudha bisa mengubahku kembali jadi manusia seutuhnya...” desah Indra sambil berbalik dan memandang ke arah jam tangannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3.30 sore. Sudah waktunya dia pergi. Sambil berjalan ke arah pintu keluar, dia mengambil tasnya yang dia letakan di bangku paling depan. Langkahnya mantap, walaupun dia sebenarnya masih merasa tegang.

Kehidupan normal yang dijalani pemuda itu tiba-tiba saja hilang sejak 3 bulan yang lalu. Saat liburan sekolah, dia diserang oleh vampir dan tentu saja, akibatnya dia sendiri berubah menjadi vampir. Beruntung bagi Indra. Sebelum dia sempat menuruti nafsu vampirnya yang buas dan haus darah, dia bertemu dengan seorang pria bernama Yudha Pratama. Pria itu membantu Indra menghilangkan nafsu vampirnya dan berjanji untuk mengembalikan Indra kembali menjadi manusia. 

Hanya saja prosesnya sudah lama hilang dan akan sulit sekali dicari. Oleh karena itu, Indra pada akhirnya terpaksa (atau dipaksa) membantu Yudha dalam berbagai macam pekerjaan, sambil mencari cara untuk kembali menjadi manusia.

Masalahnya, semua pekerjaan yang dilakukan Yudha selalu berkaitan dengan hal-hal gaib. Membasmi roh jahat, menyucikan rumah, memberi perlindungan gaib, mengusir makhluk gaib, menyembuhkan kerasukan, dan sebagainya. Dengan kata lain, semua pekerjaan yang umum dilakukan oleh seorang paranormal. Yudha sendiri adalah orang yang biasanya disebut sebagai paranormal, dukun, orang pintar, pengusir setan, dan sebagainya. Tugas Indra adalah sebagai asisten Yudha dalam menangani hal-hal gaib, dan sebenarnya pekerjaan itu sangat menarik dan menantang. Kalau saja Yudha tidak sering-sering menggunakan Indra sebagai umpan untuk memancing makhluk gaib buruannya. Sehingga pekerjaan Indra seringkali berakhir dengan adegan kejar-kejaran antara dirinya dan makhluk gaib buruannya.

Mengingat hal itu, Indra jadi kesal sendiri. Dia memang bukan orang yang mudah marah, tapi selalu dimanfaatkan sebagai umpan memang membuatnya kesal. Dia terkadang jengkel sekali dengan sikap Yudha yang santai, egois, dan kadang bisa sangat licik. Tapi di saat yang sama, Indra harus sangat berterima kasih pada Yudha. Kalau bukan karena dia, Indra pasti sudah menjadi penghisap darah yang buas. Sekarang Indra memang sama sekali tidak memiliki nafsu menghisap darah yang umum dimiliki vampir, tapi ciri-ciri fisik lainnya masih tersisa. Matanya yang berwarna merah, taringnya yang panjang, dan telinganya yang runcing, serta kemampuan fisiknya yang jauh lebih baik dari manusia, adalah beberapa hal yang masih tertinggal setelah Yudha mencoba mengubahnya kembali jadi manusia.

Sambil melamun, dia terus berjalan ke arah tempat parkir. Semakin mendekati tempat parkir sekolahnya, Indra jadi semakin gugup. Jantungnya berdetak semakin kencang. 

Hari ini, Indra akan menyatakan cintanya pada seorang gadis yang sudah lama dia sukai. Tadi pagi, Indra meminta gadis itu untuk menunggu dirinya sepulang sekolah di tempat parkir. Meminta gadis itu untuk datang sepulang sekolah saja sudah sempat membuat jantung Indra nyaris melompat keluar dari mulutnya. Dan itu hampir saja terjadi ketika gadis yang dia sukai itu mengatakan kalau dia bersedia datang. 

Sekarang Indra benar-benar gugup. Tempat parkir sekolahnya tampak sepi dan lengang. Tidak ada orang di sana. Hanya ada jajaran sepeda dan sepeda motor dari siswa-siswi yang masih melakukan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Akhirnya dia memutuskan untuk menunggu.

Sialnya, ketenangan Indra seakan-akan menguap seiring dengan berjalannya waktu. Tapi cinta Indra sedang membara. Dia tidak akan mundur lagi. Dia bertekad untuk menjalankan rencananya sampai akhir. Sambil berjalan mondar-mandir dalam lingkaran, dia menunggu kedatangan gadis yang bernama Ulfah Pratiwi.

Gadis itu adalah gadis yang sudah lama jadi pujaan Indra. Sayangnya penggemar gadis itu bukan hanya dia, dan kabarnya, sudah banyak orang yang mencoba menyatakan cintanya pada gadis itu, tapi semuanya ditolak. Indra tentu saja sadar akan hal itu. Tapi dia tetap bertekad untuk menyatakan cintanya pada Ulfah.

“Maaf sudah membuatmu menunggu. Kenapa kau tadi pagi memintaku untuk datang kesini sepulang sekolah?”

Indra langsung berbalik begitu mendengar suara seorang gadis di belakangnya. Sekarang, di depan pemuda itu berdiri gadis pujaannya. Jantung Indra sempat berhenti sejenak, lalu berdegup lagi dengan kecepatan berlipat ganda. Dia panik.

Te...tenang....tenang....kalau jantungku berdegup begini kencang...bisa-bisa aku kena serangan jantung....

Indra bergumam dalam hati. Dia berusaha menenangkan dirinya, walaupun hal itu jelas sekali gagal dia lakukan. Alih-alih semakin tenang, dia semakin gugup ketika Ulfah berjalan mendekati dirinya.
 
“Uhm...ah...itu....ah....aku....” 

Tiba-tiba saja Indra jadi gagap. Karena terlalu gugup, dia sampai tidak bisa bicara dengan benar. 

Ulfah tampak bingung, tapi dia menunggu reaksi Indra selanjutnya. Sayangnya, Indra terus saja tergagap. Ulfah semakin bingung dan kini jelas tampak tidak sabar. Dia berkacak pinggang dan menatap mata Indra dengan tajam. Sialnya, hal itu membuat otak Indra berhenti bekerja. Pemuda itu seakan-akan mendengar suara derit roda-roda gigi di otaknya yang mendadak berhenti. 

“Ayolah Indra. Ini sudah sore, dan aku ingin pulang. Kalau kau tidak ada keperluan lagi, aku mau pulang sekarang,” ujar Ulfah sambil terus memandang ke arah Indra. Indra masih berusaha mengatakan sesuatu, sayangnya dia masih saja tergagap.

“Ah. Dasar aneh. Aku pulang saja ya,” ucap Ulfah sambil berbalik dan berjalan menjauhi Indra. “Sampai bertemu besok Indra.”

Indra langsung terpaku di tempat. Dia tidak bisa membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Dia langsung menghela nafas panjang untuk menenangkan diri. Lalu tanpa pikir panjang, dia berseru sekuat tenaga.

“AKU SUKA KAMU!!!! JADILAH KEKASIHKU, ULFAAAH!!!”

Seruan Indra begitu kuat sehingga membuat Ulfah berhenti di tempat. Suara seruan Indra juga mengundang perhatian siswa-siswi yang rupanya masih ada di dalam kelas. Dari sudut matanya, Indra bisa mengamati kalau kepala beberapa orang siswa dan siswi langsung menyembul dari jendela.

Ugh...mati aku! Sekarang ada terlalu banyak orang yang melihat pengakuan cintaku, gerutu Indra dalam hati. 

Dia menelan ludahnya. Keringat mulai bercucuran. Jantungnya berdetak begitu kencang sehingga dia merasa kalau dadanya akan segera meledak.

Lalu Ulfah perlahan-lahan berbalik.

Gerakan Ulfah yang berbalik pelan-pelan terasa seperti gerakan slow motion di film-film. Entah karena Indra terlalu gugup, atau karena dia tanpa sadar menggunakan kekuatannya. Yang pasti, dunia disekitarnya seakan-akan berjalan lebih lambat. Kemudian, dia mendengar beberapa patah kata dari Ulfah. Kata-kata yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya.

“Maaf. Tapi aku sudah menyukai orang lain.”

Indra langsung disambar petir.
___________________________________________________

 

Comments