Posts

Showing posts from 2014

Everyday Adventure VIII

Everyday Adventure VIII (Para Pengembara) Hari itu kota Bravaga tidak terlihat seperti biasanya. Kota yang dihuni oleh ratusan ribu robot dari berbagai generasi itu tampak lengang, seolah-olah seluruh kota memutuskan untuk menghentikan semua aktivitasnya. Jalanan kota yang biasanya dipadati berbagai jenis robot, kini sama sekali kosong. Begitu pula dengan berbagai pusat aktivitas lainnya. Seolah-olah kehidupan di kota Bravaga mendadak lenyap begitu saja. Namun tentu saja bukan itu yang terjadi. Hari ini adalah hari spesial bagi para robot di kota Bravaga, karena merupakan hari di mana mereka akan kedatangan tamu spesial yang hanya datang setahun sekali. Mereka adalah para Pengembara, robot-robot penerbang tangguh yang hidup dengan berkelana ke seluruh penjuru dunia. Setiap tahunnya, mereka akan datang dan singgah di kota Bravaga untuk melepas lelah, memperbaiki diri, serta berbagi pengalaman dan teknologi kuno yang berhasil mereka dapatkan.   Tidak bisa dipungkiri,

Tantangan Teen-lit: Pelindung Bumi?

Tantangan Teen-lit: Pelindung Bumi ?             “Kamu adalah orang yang terpilih sebagai Pelindung Bumi. Sekarang, bangun dan terima takdirmu!”             Alvian Cahyadi tertegun menyaksikan seekor burung berbulu merah bertengger di jendela kamarnya, kemudian mengucapkan kalimat barusan. Dia mengucek mata beberapa kali, mengorek telinga, kemudian mencubit pipinya. Sekedar memastikan kalau dia sudah benar-benar bangun, bukan sedang bermimpi.             “Aku masih mimpi ya? Masa sih ada burung bisa bicara?” Alvian bergumam sendiri sembari berbaring, kemudian menarik kembali selimutnya. “Selamat tidur.”             “HEI!” Si burung merah berseru protes, kemudian meloncat ke atas tubuh Alvian. “Ini bukan mimpi, dan aku serius! Hei! BANGUN!”             “Berisik ah! Ini kan cuma mimpi,” gerutu Alvian dari balik selimutnya. “Sudah deh, pergi sana! Aku mau tidur.”             Mendengar ucapan Alvian, si burung merah tiba-tiba saja mematuk tubuh pemuda itu dengan paruhny

Everyday Adventure VII

Everyday Adventure VII (Tersesat) “Ini amat sangat tidak bagus ... !” Buggy berseru sambil berpegangan erat di punggung Maria, sementara hembusan angin disertai debu partikel nano-material bertiup kencang di sekitar kedua robot itu. Saking kuatnya tiupan angin itu, langkah Maria berkali-kali oleng karena tidak kuat menahan terjangannya. “Kau benar! Ini tidak bagus!” sahut Maria sambil berjalan maju dengan susah payah. Meskipun sudah mengerahkan semua tenaga yang dia punya, tapi gynoid itu tetap saja kesulitan untuk melangkah maju melawan arah angin. Dia lalu memicingkan mata, berusaha untuk melihat menembus kabut tebal berlapis debu nano-material berwarna keperakan dan kilatan listrik yang sesekali muncul di udara. Sayangnya pandangannya nyaris tertutup total oleh debu keperakan yang menerpa wajahnya. “Kau tidak apa-apa, Buggy?!” Maria berteriak pada Buggy yang masih berusaha berpegangan di bajunya. “Tidak! Semua sistem navigasi dan komunikasiku mati dengan sukses, t

Everyday Adventure VI

Everyday Adventure VI (Kembang Api) “Hore~! Laut~!!” Maria bersorak kegirangan ketika melihat hamparan air yang terlihat nyaris tanpa batas itu. Tanpa pikir panjang, gynoid berambut hitam itu berlari meninggalkan Ryouta dan Buggy yang masih berdiri di atas tembok pembatas area pantai. Keduanya saling pandang sejenak. Kalau saja keduanya bisa tersenyum, Ryouta dan Buggy pasti sudah tersenyum lebar saat ini. Melihat tingkah Maria yang selalu bersemangat memang tidak pernah gagal untuk membuat keduanya merasa senang. “Ayo! Sedang apa kalian disana?! Ini pantai loh! Laut!” Maria kembali bersorak sambil melambaikan kedua tangannya. “Ayo ke sini, terus kita main di dalam sana!” “Iya! Aku ke sana!” sahut Ryouta sambil balas melambaikan tangannya. Dia lalu berjalan menuruni tangga tembok tebal yang dibangun beberapa puluh tahun yang lalu. Tembok beton setebal beberapa inci itu dibuat untuk mencegah serbuan air laut yang tiap tahun masih saja naik. Sambil berja