[Fantasy Fiesta 2012]: Planetarium
Illustration by: Mukhlis Nur |
“Kenapa sih ada orang yang
membangun gedung di puncak bukit?”
Aku menggerutu sambil
melangkahkan kaki menaiki ribuan anak tangga di depanku. Kotak logam yang
kubawa jadi terasa semakin berat seiring dengan tiap langkahku. Matahari yang
bersinar terik di atas sana membuat penderitaanku semakin lengkap.
Sesekali aku menyeka keringat
yang mengucur di wajahku.
“Kalau ini bukan urusan
penting, aku tidak mau susah payah begini!”
Aku menggerutu lagi sambil
terus melangkah naik. Butuh waktu 15 menit hingga akhirnya aku sampai di puncak
bukit. Sambil berteduh kelelahan di bawah pohon, aku memandang ke arah Planetarium
di depanku. Bangunan tua itu sudah ditinggalkan tidak terpakai selama beberapa
tahun, dan ada tanda larangan masuk di pintunya. Tapi beberapa hari yang lalu
aku berhasil mendapat izin untuk menggunakan tempat itu.
“Cyrus!! Kenapa lama sekali?!”
Seorang gadis terlihat berdiri di pintu masuk
Planetarium sambil mencibir ke arahku.
“Kau pikir mudah membawa kotak ini
sampai kesini, Iona? Benda ini lebih berat dari kelihatannya!” protesku. “Coba
kau angkat sendiri kalau tidak percaya!”
Aku langsung mengangkat kotak
logam yang kubawa. Ukurannya memang tidak terlalu besar, tapi percayalah, benda
ini berat sekali!
“Aku percaya,” balas Iona tanpa
memperdulikan seruan protesku. “Jadi itu barangnya?”
“Galaksi-Dalam-Kotak, bagian
terpenting dari proyek musim panas kita,” ujarku sambil memamerkan logo spiral
di permukaan kotak itu. “Ngomong-ngomong ini kudapatkan dengan susah payah
loh.”
“Ya, ya, bagus! Bawa masuk ke
dalam biar kita bisa mulai bekerja!”
Dengan seenaknya Iona meninggalkanku
dan masuk ke dalam Planetarium. Dia benar-benar mengabaikan usaha keras yang
sudah kulakukan demi mendapatkan dan membawa Galaksi-Dalam-Kotak ini.
“Cyrus!!!”
Aku mendengar Iona berseru dari
dalam Planetarium. Sambil menghela nafas, aku berjalan masuk ke ruang utama Planetarium
yang berbentuk silinder dan beratap kubah tinggi. Ruangan itu nyaris kosong,
hanya ada beberapa peralatan milik Iona yang ditempatkan di salah satu sisi
ruangan. Begitu masuk, aku langsung meletakkan kotak logam yang kubawa di
lantai.
“Apa yang kau tunggu? Ayo
buka!”
Iona berseru sambil
memandangiku dengan mata berbinar-binar.
Sambil membalas senyumannya, aku
membuka tutup Galaksi-Dalam-Kotak di depanku. Sebuah bola hitam pekat langsung
melayang naik dan berhenti tepat sejajar dengan dadaku. Bola aneh itu berpendar
sambil mengeluarkan semacam gelombang energi, membuatku geli karena merasakan
energi asing mengalir di tubuhku.
“Apa itu Material Dasar Semesta?”
tanya Iona penuh semangat.
“Benar sekali.”
Aku menjawab sambil merentangkan
kedua tanganku kesamping. Setelah menarik nafas panjang, aku menyalurkan energi
dari dalam tubuhku ke kedua telapak tanganku. Kemudian aku menoleh ke arah
Iona.
“Sudah siap?”
Iona mengangguk dengan
bersemangat.
“Kalau begitu....MULAI!!”
Dengan sekuat tenaga aku
menepuk bola hitam di depanku dan melepaskan energi yang sudah terkumpul di
kedua tanganku. Seketika itu juga muncul sebuah kilatan cahaya menyilaukan,
diiringi suara gelegar yang memekakkan telinga. Walaupun hanya berlangsung
beberapa detik, fenomena itu dengan sukses membuat mataku perih dan telingaku
berdenging. Aku jadi menyalahkan diri sendiri karena tidak membawa kacamata
pelindung atau penutup telinga.
“Aduh! Aku tidak tahu suaranya
akan begitu keras....” gerutuku sambil menepuk telingaku, berusaha
menghilangkan suara denging yang masih tertinggal.
“Namanya juga Big-Bang,” celetuk Iona sambil mengusap
matanya yang berair. Dia lalu berseru kegirangan. “Lihat! Cantik sekali!”
Aku membuka mataku dan terpana
melihat kabut berpendar yang memenuhi seluruh ruangan. Kabut aneh itu terasa
lembut, hangat, serta bergerak mengikuti arah gerakan tanganku.
“Ini yang dinamakan Awan Gas
Primordial ya?” tanya Iona sambil membuat pusaran kabut dengan sebelah
tangannya. “Indah sekali.”
Aku setuju. Kabut di sekitar
kami memang terlihat indah, terlebih karena kabut itu kini mulai menampakkan
warna-warni yang menakjubkan. Aku lalu menyadari kalau Iona sekarang sedang
menari ringan mengitari ruang Planetarium dengan gembira. Meskipun dia jadi
terlihat sangat menawan, tapi sekarang aku harus fokus pada tujuan kami
melakukan semua ini.
“Oke. Bisa kita mulai bekerja
sekarang? Ada banyak hal yang harus dikerjakan dan libur musim panas tinggal 3
minggu lagi,” ujarku sambil memutar kabut di tanganku menjadi sebuah spiral. “Galaksi
Tiruan ini harus selesai dalam waktu seminggu, supaya kita punya waktu
mengamati semua fenomena angkasa yang terjadi sampai akhir liburan.”
Iona berhenti menari dan
memandangiku dengan tatapan jengkel.
“Apa?” tanyaku.
“Tidak. Ayo kita mulai bekerja,”
balas Iona sambil mengambil papan pencatat holografis yang sudah dia siapkan. Dia
lalu mengedip nakal ke arahku. “Dan tentu saja bagian yang susah-susah
kuserahkan padamu.”
Aku langsung mendengus kesal
dan menepuk wajahku.
****
Cerita lengkap sudah bisa dibaca di Kastil Fantasi!
Comments