Posts

Showing posts from January, 2012

[Lomba Fiksi Fantasi 2012] Kinuta Sang Cerpelai Sakti

[Lomba Fiksi Fantasi 2012] Kinuta Sang Cerpelai Sakti KEYWORD: cerpelai , pasar malam , pohon pisang , gula-gula , rasi, rajah, polkadot, jelantah Di suatu hutan yang damai dan tentram hiduplah seekor cerpelai sakti bernama Kinuta. Cerpelai tua itu hidup di sebuah rumah mungil yang dia bangun di bawah sebuah pohon pisang raksasa yang tumbuh di pinggiran hutan. Oleh seluruh penghuni hutan, Kinuta dikenal sebagai hewan yang murah hati, bijak dan suka menolong orang lain. Dia juga dikenal ahli sihir serta membaca petunjuk rasi bintang. Karena keahlian dan sifatnya itulah hewan – hewan yang tinggal di dalam hutan sering mengunjungi Kinuta untuk meminta bantuan. Kinuta tidak pernah meminta imbalan atas bantuan yang dia berikan, tapi para penghuni hutan tahu kalau cerpelai itu sangat menggemari gula-gula, sehingga mereka sering memberikan gula-gula pada Kinuta sebagai rasa terima kasih. Hari ini seperti biasanya Kinuta berjalan-jalan di sekitar pohon pisang tempatnya tingg

E-Magazine Aksarayana

Image
Ahem.....kali ini saia mau promosi sebuah E-Magazine yg diterbitkan atas ide dan sokongan dari teman-teman di Le Chateau de Phantasm (LCDP), namanya Aksarayana. Mengenai Aksarayana: Aksarayana adalah sebuah majalah elektronik (E-Magazine) yang bermula dari gagasan dari teman-teman di LCDP untuk membuat sebuah media majalah khusus yang menampung cerita-cerita fantasi . Sesuatu yang sebelumnya (mungkin) belum ada di Indonesia.

[Tantangan Kencan Fantasi]: Cinta Tak Kenal Batas

Gie Yume berlari dengan langkah ringan menyusuri lorong istana. Gadis bertubuh mungil itu sedang merasa sangat gembira hari ini. Senyum manis terus tersungging di wajahnya yang cantik, meski terlihat kekanakan. Ekor Gie yang panjang dan berbulu lembut tidak henti-hentinya bergoyang ketika dia berlari. Ketika Gie berlari menyusuri lorong istana, semua yang berpapasan dengannya langsung memberi hormat sambil menyapa dengan sopan. Gie segera membalas hormat mereka dengan senyuman manisnya, tapi dia sama sekali tidak mau memperlambat langkahnya. Dia tidak mau sampai melewatkan salah satu saat-saat terbaik yang sudah tidak tunggu-tunggu selama beberapa hari ini. Tidak butuh waktu lama sampai putri Kerajaan Gilvana itu tiba di pintu gerbang istananya. Di tempat itu rupanya sudah berkumpul para prajurit dan ksatria kerajaan yang mengenakan armor lengkap, serta memegang panji-panji kerajaan. Mereka semua berbaris berjajar di sisi kiri dan kanan jalan utama kastil. Diantar

[Culinary Challenge]: Jamuan Makan Tamu

Culinary Challenge: Jamuan Makan Tamu Kau terbangun dengan tiba-tiba. “Dimana aku?” kau bertanya pada dirimu sendiri sambil memandang ke segala arah, berharap bisa mengingat bagaimana kau bisa sampai di tempat aneh ini. Ya. Saat ini kau sedang berbaring terlentang di sebuah hutan lebat yang dipenuhi deretan pohon-pohon setinggi gedung pencakar langit, serta semak belukar dengan bunga dan buah yang berwarna-warni. Dengan kata lain...kau saat ini sedang berada di tengah hutan belantara di sebuah tempat antah-berantah. “Kenapa aku bisa ada disini!” Kau perlahan-lahan bangkit sambil menepuk-nepuk tubuhmu yang dipenuhi tanah dan biji-bijian asing yang melekat di pakaianmu. Masih sambil memandang ke segala arah, kau mulai mengingat apa yang terjadi sebelum kau pingsan. Seingatmu, kau sedang berlibur ke tempat kakekmu, seorang pemahat patung, yang tempat tinggalnya berada jauh di pinggiran kota tempatmu tinggal. Kau sebenarnya tidak suka berada di rumah tua yang menyer

Sang Putri dan Sang Naga

Sang Putri dan Sang Naga Di suatu kerajaan, jauh di masa lalu, hiduplah seorang putri yang cantik dan baik hati bernama Rhiena. Kecantikan dan kebaikan hati sang putri telah memikat semua orang yang tinggal di kerajaan tersebut. Bahkan kabar mengenai sosoknya yang anggun dan menawan telah tersebar jauh ke kerajaan lain. Akibatnya tidak terhitung jumlah pangeran dan ksatria terkenal yang datang untuk meminangnya. Tapi sang putri tidak pernah mau menerima cinta mereka semua. Semua pangeran dan ksatria terkenal itu selalu dia tolak dengan halus dan disertai senyuman menawannya yang khas. Bertahun-tahun sang putri melakukan hal itu, tapi tidak pernah surut minat para pria yang ingin meminangnya.

[Pegadaian Semesta]: Pertukaran Setara?

Pegadaian Semesta: Pertukaran Setara?     “Kami bisa memberikan apapun padamu, asalkan kau mau menggadaikan sesuatu yang kurang lebih setara dengan apa yang kau minta. Sebut saja. Uang? Ketenaran? Kekuasaan? Bakat? Apapun itu kami bisa memberikannya.” Rendra hanya bisa terbaring lemah sambil mendengar ucapan yang terdengar tidak masuk akal itu. Pemuda itu memandangi seorang gadis asing yang berdiri di kamarnya. Gadis cantik dan seksi itu berdiri dengan tampang cuek. Dia sama sekali tidak merasa bersalah meski sudah seenaknya masuk ke dalam kamar Rendra tanpa permisi. Bukannya meminta maaf, gadis itu malah mengatakan hal yang tidak masuk akal. “Apa?” tanya Rendra setelah terdiam cukup lama. “Aduuh! Masa kau tidak mengerti ucapanku tadi? Aku bilang kami bisa memberikan apapun yang kau minta, asal kau menggadaikan sesuatu yang bernilai setara dengan permintaanmu itu.” protes si gadis seksi sambil menunjuk ke arah Rendra. “Apa terlalu lama di rumah sakit membuat otakmu jadi kurang beres?”

[FF-2011] Lampu

Lampu     Mimpi itu datang lagi. Dalam mimpi itu, aku melihat diriku sendiri bersama seorang anak kecil yang tidak kukenal, berlari menyusuri sebuah lorong yang panjang dan sempit. Ada yang mengejar kami dari belakang, dan mereka ingin kami berdua mati. Kami mencoba mempercepat laju kami, tapi percuma. Mereka terlalu cepat dan kami terlalu lambat. Namun sebelum mereka menangkap kami, aku pasti merasakan rasa sakit yang tidak tertahankan di tubuhku. Kemudian aku pasti terbangun sambil menjerit-jerit seperti orang gila, hanya untuk diumpati oleh tetangga sebelah yang baru saja tidur. Mimpi ini berulang beberapa hari sekali dan selalu muncul pada saat yang salah. Seperti malam ini. Aku mengusap wajahku yang dipenuhi keringat dingin lalu mendesah dan mendengarkan tetangga sebelah melemparkan kata-kata yang tidak bisa kuucapkan kembali. Awalnya aku juga balas mengumpatinya, tapi tetanggaku yang lain ikut bangun dan mulai menggedor pintuku. Tapi aku jadi stress sendiri, akhirnya aku membiark